Anda berminat buat Buku Tamu seperti ini?
Klik disini

11 November 2010

Baterai mobil listrik lebih ramah lingkungan dari perkiraan



Laboratorium teknologi dan sains asal Swiss berhasil menyimpulkan kalau baterai yang dipakai untuk tenaga mobil listrik ternyata lebih ramah lingkungan dari yang diperkirakan.

Mobil yang ditenagai baterai Li-ion dianggap sebagai solusi transportasi ramah lingkungan karena mobil seperti itu dianggap tidak menghasilkan polutan berupa gas seperti yang dihasilkan oleh mobil berbahan bakar minyak. Akan tetapi, beberapa ilmuwan penasaran akan baterainya. Apakah baterainya benar-benar ramah lingkungan?

Untuk mengetahui hal itu, peneliti dari Empa, sebuah laboratorium teknologi dan sains dari Swiss, mencoba memastikan. Mereka menghitung jejak yang ditinggalkan baterai terhadap lingkungan. Jejak itu dilacak mulai dari pembuatan, penggunaan, sampai pembuangan baterai. Mobil listrik yang digunakan untuk pengujian ini adalah mobil yang ukuran dan peformanya mirip dengan VW Golf. Baterai diisi dengan listrik yang serupa dengan listrik dari tempat pengisian baterai di Eropa.

Sebagai perbandingan, Empa menggunakan sebuah mobil berbahan bakar minyak yang sesuai dengan regulasi emisi Euro 5. Mobil itu mengonsumsi bahan bakar sebanyak 5,2 liter untuk 100 kilometer.

Hasil pengujian menyimpulkan kalau mobil dengan baterai Li-ion memang memiliki tingkat polusi yang rendah. Baterai yang digunakan hanya mengambil andil 15 persen dari keseluruhan polusi. Dari 15 persen tersebut, separuhnya berasal dari proses produksi bahan mentah baterai, seperti tembaga dan aluminium. Produksi litium cuma berdampak 2,3 persen. "Baterai Li-ion tidak seburuk yang disangka sebelumnya," kata Dominic Notter yang terlibat dalam studi yang diterbitkan pada jurnal Enviromental Science & Technology.

Dampak negatif terhadap lingkungan--masih berkaitan dengan mobil listrik--lebih banyak dihasilkan oleh pusat pengisian baterai. Listrik di pusat-pusat pengisian baterai masih bersumber dari atom, batu bara, dan pembangkit listrik hidroelektrik. Para ilmuwan menekankan perlunya sumber energi lain yang lebih ramah lingkungan.

Kesimpulan lain yang dapat ditarik dari studi ini adalah sebuah mobil berbahan bakar minyak dapat menyamai kemampuan ramah lingkungan mobil listrik apabila mengonsumsi tiga dan empat liter untuk perjalanan sepanjang 100 kilometer--sekitar 1 liter untuk 20 kilometer.

Sumber: ScienceDaily
Foto: www.ridelust.com

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Assalamu Alaikum wr-wb, perkenalkan nama saya ibu Rosnida zainab asal Kalimantan Timur, saya ingin mempublikasikan KISAH KESUKSESAN saya menjadi seorang PNS. saya ingin berbagi kesuksesan keseluruh pegawai honorer di instansi pemerintahan manapun, saya mengabdikan diri sebagai guru disebuah desa terpencil, dan disini daerah tempat mengajar hanya dialiri listrik tenaga surya, saya melakukan ini demi kepentingan anak murid saya yang ingin menggapai cita-cita, Sudah 9 tahun saya jadi tenaga honor belum diangkat jadi PNS Bahkan saya sudah 4 kali mengikuti ujian, dan membayar 70 jt namun hailnya nol uang pun tidak kembali bahkan saya sempat putus asah, pada suatu hari sekolah tempat saya mengajar mendapat tamu istimewa dari salah seorang pejabat tinggi dari kantor BKN pusat karena saya sendiri mendapat penghargaan pengawai honorer teladan, disinilah awal perkenalan saya dengan beliau, dan secara kebetulan beliau menitipkan nomor hp pribadinya 0853-1144-2258 atas nama Drs Tauhid SH.MSI beliaulah yang selama ini membantu perjalan karir saya menjadi PEGAWAI NEGERI SIPIL. alhamdulillah berkat bantuan bapak Drs Tauhid SH.MSI SK saya dan 2 teman saya sudah keluar, jadi teman2 jangan pernah putus asah kalau sudah waktunya tuhan pasti kasih jalan, Wassalamu Alaikum Wr Wr ..

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger